Menyambut Hari Perempuan Sedunia 2019
Penulis: Vidiarina (Anggota MPBI), Jakarta, 8 Maret 2019
Belajar dari beberapa kejadian bencana yang terjadi di Indonesia pada 5 tahun terkahir, tidak bisa dipungkiri, setelah kejadian bencana alam, setiap perempuan memiliki kisah mereka sendiri, banyak yang sudah menyebarkan kisah mereka dengan baik namum tidak sedikit yang terjebak di dalam kekelaman hakiki tanpa mampu untuk berbagi.
Bercerita, bagi kebanyakan perempuan adalah bagian dari proses pemulihan, namun apa daya laporan media lebih terpana pada drama duka korban bencana alam atau kisah heroik tim tanggap darurat dalam upaya penyelamatan, enggan untuk sekedar menjadi telinga bagi perempuan korban dan menutup mata pada pentingnya peran sang bunda dan banyak perempuan.
Apa yang terjadi di rumah, di jalan, di tempat ibadah, di aula-aula pertemuan adalah proses dan peristiwa yang paling penting setelah bencana. Namun tidak banyak yang mampu merekam kecerdikan, keteguhan hati dan dukungan perempuan untuk keluarga, lingkungan dan komunitas mereka.
Padahal banyak sekali Kisah-kisah pribadi (yang luput dari berita utama media), yang sebenarnya justru dapat menjadi informasi berguna untuk perencanaan bencana dan strategi ke depan di masa datang, termasuk kisah-kisah perempuan sehari-hari untuk bertahan hidup juga harus dicatat, diakui dan dimasukkan ke dalam perencanaan bencana.
Tema untuk Hari Perempuan Internasional (8 Maret) tahun ini adalah “Berpikir secara setara, Membangun dengan Cerdas, Berinovasi untuk Perubahan”.
Untuk mencapai dunia yang setara gender diperlukan inovasi social, sebuah inovasi yang berlaku untuk perempuan dan laki-laki tanpa pengecualian. Inovasi social ini harus dimulai dari perencanaan kota yang berfokus pada keselamatan masyarakat hingga platform e- learning untuk perempuan dan anak perempuan, pusat penitipan anak yang terjangkau dan berkualitas, dan teknologi yang dilakukan oleh perempuan.
Apa artinya berinovasi?
Berinovasi adalah mengeksplorasi solusi, yang dapat mengubah dunia kita dan mempercepat dampak. Berinovasi berarti mengubah ketidakseimbangan dan menciptakan masyarakat menjadi lebih inklusif; menghapus hambatan terhadap pendidikan dan informasi melalui ide-ide segar dan teknologi baru; Berinovasi berarti mengambil sikap untuk mengatakan kita tidak akan melakukan hal-hal dengan cara lama.
Namun tidak bisa dipungkiri, masih ada kesenjangan digital gender yang terus meningkat dan perempuan kurang terwakili dalam bidang sains, teknologi, teknik, matematika, dan desain.
Mari kita mulai dengan memastikan bahwa kebutuhan dan (kisah) pengalaman perempuan dan anak perempuan terintegrasi sejak dari awal di rancangnya teknologi dan inovasi untuk penanggulangan bencana.
Saat perempuan tidak terlibat dalam percakapan, mereka dikecualikan dari menciptakan inovasi yang membentuk masa depan kita. Oleh karena itu untuk memastikan tidak ada perempuan atau gadis yang tertinggal, kita perlu membekali generasi perempuan berikutnya dengan keterampilan dan peluang untuk berkembang; dan pengetahuan untuk penanggulangan bencana dan menciptakan masyarakat tangguh bencana
Kita harus memastikan bahwa perempuan mendapatkan manfaat dan terlibat didalam perkembangan teknolgi baru seperti teknologi komunikasi, block chain, dan teknologi terbaru lain untuk merekam dan memberdayakan perempuan yang terkena dampak krisis kemanusiaan; berpikir outside the box untuk memperluas akses ke layanan publik, transportasi, manfaat sosial, dan sanitasi; merancang dan membangun infrastruktur yang lebih baik untuk meningkatkan keselamatan dan memenuhi kebutuhan perempuan.
“Berpikir secara setara, Membangun dengan Cerdas, Berinovasi untuk Perubahan”.
Leave a Reply