Ngopi MPBI: Komunikasi Kajian Risiko untuk Publik

Pada Hari Kamis Tanggal 12 April 2018, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) mengadakan acara ngobrol bareng peneliti, pakar, dan praktisi yang disingkat menjadi Ngopi MPBI bertempat di Kantor Kumparan.  Acara yang diselenggarakan pada pukul 14.00-16.00 WIB mendiskusikan tema Komunikasi Kajian Risiko untuk Publik

Hadir sebagai nara sumber Ngopi MPBI ini adalah Rahma Hanifah (peneliti Institut Teknologi Bandung), Irina Rafliana (peneliti International Center for Interdisciplinary and Advanced Research LIPI), Bambang Samekto (praktisi), Yanuar Indrayanto (praktisi media sosial), dan Ikhwanul Habibie (kepala peliputan kumparan). 

Diskusi Ngopi MPBI 12 April 2018 (Foto: S. Istikanah)

Diskusi ini membahas mengenai komunikasi informasi risiko bencana. Banyak berita tentang Sunda Megathrust, Gempa Berkekuatan 8,7M, dan potensi tsunami 57 meter, yang akhirnya berujung pada kepanikan dan permintaan maaf instansi terkait. Strategi komunikasi yang tepat diperlukan untuk menginformasikan ke masyarakat. 

Topik Ngopi MPBI kali ini berusaha mengisi kekosongan diskusi di ranah peneliti dan media. Selama ini banyak diskusi yang terjadi hanya di kelompok masing-masing. Ngopi MPBI ini dilakukan di Kantor Kumparan, media dijital on line yang concern pada kualitas berita dan pencegahan berita bohong (hoax), ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya. Ngopi MPBI mempertemukan antara peneliti dan media dalam satu panel sehingga bisa saling bisa tukar pikiran bersama peserta diskusi Ngopi MPBI.

Peneliti, pakar, dan praktisi, dalam Ngopi MBPI 12 April 2018 dipandu oleh Avianto Amri, Sekretaris MPBI. (Foto: S. Istikanah)

Para panelis menyampaikan bahwa selain ilmuwan harus sangat berhati-hati dalam menyampaikan hasil kajiannya juga bagaimana perilaku yang tepat oleh masyarakat dalam menyebarkan berita oleh publik. “Masyarakat awam dan peneliti memiliki bahasa dan rasionalitas yang berbeda,” kata Irina. Sedangkan Yanuar Indrayanto menambahkan, “Kecenderungan sekarang di Facebook orang itu kalau lihat sesuatu yang menarik, langsung di-share. Tindakan kita seharusnya yang pertama itu crosscheck data, itu yang paling penting. Kita lihat dulu itu beritanya dari mana.”

“Yang terpenting bagaimana kita menyikapi sebuah informasi dan apa yang akan kita lakukan selanjutnya,” kata Vidi salah seorang peserta Ngopi MPBI

Peserta diskusi yang hadir juga menyampaikan pentingnya penerima berita atau informasi memikirkan tindakan yang tepat. Seperti yang disampaikan Vidi dari MPBI, “Yang terpenting bagaimana kita menyikapi sebuah informasi dan apa yang akan kita lakukan selanjutnya,” kata Vidi. Hadir pula sebagai peserta adalah warga Pandeglang, Serang, anggota MPBI, koordinator liputan dari Kumparan, serta crew Kumparan.

Acara yang terbuka untuk Umum dan tanpa dipungut biaya ini, mendapatkan tanggapan positif dari para peserta dan narasumber. Apresiasi kepada Kumparan yang menjadi tuan rumah dalam diskusi Ngopi MPBI ini datang dari nara sumber dan peserta. MPBI memandang media berperan penting dalam memberikan berita sekaligus memberikan edukasi publik mengenai kebencanaan sehingga memberi bekal kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.