
Indonesia menghadapi tingkat risiko bencana yang tinggi, dengan jumlah penyintas bencana dan populasi berisiko tinggi yang terus meningkat setiap tahun. Kelompok berisiko tinggi, seperti penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, dan komunitas terpinggirkan lainnya, terkena dampak yang tidak proporsional saat bencana terjadi.
MPBI dan YAKKUM Emergency Unit, didukung oleh CBM global, berkolaborasi membentuk tim untuk mendukung Sub-Klaster Lansia, Disabilitas, dan Kelompok Berisiko lainnya (LDR) melalui proyek SEHATI.

Proyek penguatan inklusi dalam aksi kemanusiaan melalui mekanisme klaster atau lebih dikenal dengan Strengthening Inclusion in Humanitarian Action Through Cluster Mechanism (SEHATI) bertujuan untuk memastikan bahwa kelompok yang paling berisiko dapat terlibat aktif dalam sistem manajemen bencana melalui mekanisme klaster Indonesia, khususnya dalam Klaster Pengungsian dan Perlindungan (Klasnas PP), melalui sub-klaster LDR. Proyek ini juga ingin membangun komunitas inklusif di mana penyandang disabilitas, lansia, dan kelompok berisiko tinggi lainnya dapat hidup dengan bermartabat serta menunjukkan ketangguhan terhadap bencana melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Memperkuat Inklusi: Meningkatkan keterlibatan penyandang disabilitas dan kelompok berisiko tinggi dalam respons kemanusiaan, khususnya melalui Sub-klaster LDR.
- Peningkatan Kapasitas: Memberikan pengetahuan dan alat kepada Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) agar dapat berperan aktif dalam koordinasi kemanusiaan, termasuk pelatihan standar Sphere dan koordinasi klaster.
- Mengarusutamakan Inklusi Disabilitas: Mengintegrasikan praktik inklusi disabilitas dalam klaster manajemen bencana nasional.

Proyek ini dibagi menjadi tiga fase selama sembilan tahun, dengan fase pertama (1 November 2024 – 31 Maret 2027) berfokus pada peningkatan kapasitas OPD dan memperkuat koordinasi sub-klaster LDR. Proyek ini juga akan mempromosikan inklusi di berbagai sub-klaster dan klaster serta mengadvokasi partisipasi bermakna bagi kelompok berisiko tinggi. Proyek ini akan melibatkan 200 difabel dan lansia dari 30 organisasi yang terlibat di sub-klaster LDR (dengan 50% partisipan adalah perempuan) bersama dengan OPDis, Klasnas PP, Klasnas PB, Kemensos, BNPB, BPBD, FPRB serta organisasi kemanusiaan lainnya.

Hasil akhir yang diharapkan proyek SEHATI adalah:
- Respons Bencana yang Inklusif: Mendorong OPD dan organisasi yang mewakili kelompok paling berisiko dalam Sub-klaster LDR sebagai pemimpin dalam aksi kemanusiaan inklusif, memastikan partisipasi yang bermakna bagi penyandang disabilitas dan kelompok berisiko tinggi.
- Advokasi dan Pengaruh Kebijakan: Melakukan studi dan menghasilkan dokumen advokasi untuk mempengaruhi kebijakan manajemen bencana yang inklusif di tingkat nasional dan sub-nasional.

Proyek SEHATI bercita-cita membangun komunitas yang tangguh terhadap bencana, di mana kelompok paling berisiko dihormati dan dilibatkan dalam seluruh fase manajemen bencana, dan memastikan bahwa hak dan martabat mereka terlindungi.
Leave a Reply