Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) telah menyelenggarakan “Ngobrol terkait Tawon sebagai Indikator Perubahan Iklim dan Bencana” pada hari Rabu tanggal 27 Februari tahun 2019 pukul 10.00 -12.00 WIB dir uang Rapat MPBI, Jl. Kalasan No. 45B, Jakarta Pusat 10320. Peserta yang hadir sebanyak 16 orang, 7 perempuan dan 9 laki-laki yang berasal Gerakan Pramuka Kwarcab Kota Depok, DMC Dompet Dhuafa, Universitas Indonesia, Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia, PT. Daya Hidup Semesta / 4Life Indonesia, Individu dan MPBI.
Acara ngobrol ini diawali pengantar oleh Ibu Dewi Andaruni sebagai Moderator, kemudian dilanjutkan perkenalan masing-masing yang hadir. Narasumber kegiatan ini yaitu Dr dr Tri Maharani M. Si, Sp. EM –adalah Kepala Departemen Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daha Husada, Kediri. Beliau adalah penasehat temporer World Health Organization (WHO) untuk Gigitan Ular Berbisa, dan pendiri RECS Indonesia. Beliau meminati kedokteran darurat. USLS, toxinologi (gigitan ular berbisa dan binatang laut), biomedik, penanganan krisis kebencanaan, perencanaan kebencanaan di rumah sakit.
Narasumber memaparkan khusus hanya Tawon Ndas (Vespa Affinis) First Aid dan tatalaksananya. (1) Ciri-ciri Vespa affinis yang ada warna kuning pada badannya, sedangkan lebah madu hanya hitam saja; (2) karakter internal dan eksternalnya; (3) pengetahuan dasar untuk pengelolaan tawon; (4) jenis dan sifat tawon vespa yang berbahaya; (5) kelemahan dan kekuatan Vespa affinis; (6) evaluasi kondisi sarang; (7) cara pengelolaan dari persiapan, tindakan mudah, tindakan umum, tindakan sulit oleh Damkar (Pemadam Kebakaran), tindakan sulit non Damkar; (8) peta penyebarannya; (9) First aid dengan kompres es pada bekas sengatan dan rawat luka ( WHO 2013), beri anti nyeri, ABC (airway, breathing, circulation), pasien alergi, fase lokal (nyeri, edema, eritema).
Narasumber memberikan kesimpulan dan saran: (1) tidak membuang sisa-sisa bahan makanan hewani dengan cara “aman” akan mengalihkan pencarian pakan pada hama tanaman pertanian sebagaiI bagian penting pada pengendalian populasi tawon; (2) tidak mengganggu koloni kawan / menyelamatkan tawon kompetitor yang ramah sebagai agen hayati pengendalian hama; (3) memindahkan / membersihkan koloni berpotensi “berbahaya” dengan cara yang aman (sejak koloni kecil dan tepat caranya); (4) memindahkan / membunuh koloni tanpa memunculkan koloni-koloni pendendam baru; dan (5) menandai, memonitor dan mengevaluasi perkembangannya sarang.
Moderator memberikan ringkasan dari obrolan tersebut sebagai berikut : (1) jenis Vespa affinis ini yang setelah beradaptasi maka yang paling banyak hidup di Indonesia; (2) kejadian meninggal akibat vespa affinis ini sudah banyak di Indonesia namun datanya tidak ada hanya perkiraan sekitar 2%; (3) Vespa affinis ini diseluruh dunia tidak ada venomnya; (4) yang dilakukan untuk menghilangkan sarang Vespa affinis dengan memberikan campuran air, insektisida (baygon), dan deterjen (rinso); (5) Narasumber sudah mempunyai desain baju untuk anti tawon namun membutuhkan mitra untuk membuat secara massal; (6) Narasumber berkeinginan untuk membuat buku cerita/komik untuk sosialisasi terhadap anak-anak dan membutuhkan orang yang dapat bekerjama; (7) Usulannya ada Vespa Affinis First Aid yang dapat dibuat oleh 4Life Indonesia.
Obrolan ditutup oleh Ibu Vidiarina (Presidium Emiritus MPBI) dan pemberian serifikat kepada narasumber diserahkan oleh Ibu Siti Istikanah.
(Dewi Andaruni)Ditulis oleh : Dewi Andaruni (HP : 0815-189-2450; e-mail : dewi_andaruni@yahoo.com)
Leave a Reply